Kembali di siaran perdata Radio Cihuy, bersama saya, mama, abah, opa, nini, tulang, tante, opung, koko, bro, sis Giordanonya sis.. semua pakai Kijang.
Selamat pagi, sahabat tersayang! Bagaimana tidurnya semalam, merem?! Bagus.
Jadi saat ini saya sedang membuka lembaran-lembaran kertas lebar berisi banyak huruf dan juga terkadang angka yang tersusun menjadi kalimat, dan paragraf, lalu membentuk kolom-kolom yang disertai juga gambar-gambar, dengan warna dominan abu dan hitam, yang merepresentasikan penguat atau pelemah asa, serta cerita yang basi atau basa. Demi menghindari keribetan, kita permudah saja dengan menyebutnya koran.
Entah mengapa, tapi bagi seorang yang bertipe konsisten ketampanannya seperti saya ini, membaca koran itu tidak pernah menjadi sesuatu yang menjemukan. Karena tiap kali membaca koran dengan edisi yang berbeda, saya tidak pernah menemukan berita yang sama, tidak ada satupun berita yang judul, susunan kalimat, dan paragrafnya sama dengan edisi yang sebelum-sebelumnya.
Macam isinyapun berbeda-beda, tidak pernah sama. Misalnya ini, pada sebuah edisi diinformasikan adanya pembunuhan di kota G, di edisi lainnya diinformasikan pembunuhan terjadi di kota I, lalu yang lainnya L, edisi lainnya lagi di kota A. Banyak sekali informasi. Berbeda-beda.
Atau misalkan di sebuah edisi diberitakan perceraian artis S dengan A, lalu edisi lainnya memberitakan ternyata artis R –yang juga merupakan model iklan sebuah lampu, mempunyai hubungan gelap dengan A, padahal ia pasangan P. Meriah.
Atau pemberitahuan kenaikan harga. Pada sebuah edisi diberitahukan harga cabe naik 200%, edisi yang lain diberitahukan harga minyak gorenglah yang naik, lalu edisi lainnya harga BBM naik, sementara harga tenaga karyawan tetap dalam keadaan stabil dan terkendali. Suatu saat saya ingin masuk koran juga, jadi bisa diberitahukan harga diri saya naik. Macam-macam.
Atau pada sebuah edisi dikabarkan biaya pendidikan di setiap sekolah akan gratis, di edisi yang lain dikabarkan PLN tidak lagi akan melakukan pemadaman bergilir, edisi yang lainnya dikabarkan untuk rakyat miskin biaya berobat atau kesehatan ditiadakan. Banyak hal-hal berbeda yang dikabarkan, kabarnya sih begitu. Menyenangkan.
Yah, dalam seminggu entah mengapa saya senang sekali membaca koran. Tanpa ada yang kedua atau ketiga kalinya. Ya sekali saja.
Bagi saya, hal yang paling menyenangkan dari koran adalah saat nama saya tertulis di dalam koran. Pernah dulu saya sengaja membeli koran hanya untuk mencari nama saya di antara ribuan nama lainnya yang ditulis berderet seperti pemberitahuan nama-nama korban kecelakaan, saat saya temukan nama saya, senang sekali rasanya. Bagai diberi harapan atau asa. Ya itu dulu, ratusan tahun lalu.
Sekarang kadang saya masih sering melakukan hal yang sama, mencari nama saya siapa tau tertulis di sana. Tapi sampai sekarang belum menemukan juga. Di bagian tengah koran biasanya saya cari, di kolom-kolom obituari.
Nah, begitulah sekilas mengenai lembaran-lembaran kertas lebar berisi banyak huruf dan juga terkadang angka yang tersusun menjadi kalimat, dan paragraf, lalu membentuk kolom-kolom yang disertai juga gambar-gambar, dengan warna dominan abu dan hitam, yang merepresentasikan penguat atau pelemah asa, serta cerita yang basi atau basa.
Sebenarnya pada siaran kali ini saya tidak punya bahan pembicaraan apa-apa, seperti semua siaran lainnya, jadi ya saya bicarakan sekenanya saja.
Sudah ya, sabtu pagi dengan langit secerah ini seharusnya dimanfaatkan dengan baik.
Akhir-akhir ini jarang ada hari secerah ini, sayang kalau tidak dioptimalkan.
Baiklah, sampai tinggal, sahabat tersayang.
Saya mau tidur dulu.