Boleh Aku Hanya Menjadi Bayangmu ?!
Lama sejak kau pergi, lalu kau menjelma menjadi bayanganku; menjeratku, menguntitku, mengikutiku. Dalam gelap kau menyelimutiku.
Tak hanya sekali kucoba pisahkan bayangan dari aku, bagaimana aku bisa menurutmu?!
Terkadang, saat aku didesak rindu hingga merasa sangat ingin melihatmu, tiap kali dengan itu aku harus tetap berjalan maju, aku mengintip ke belakangku, walau terkadang sangat melelahkan urat leherku, menghambat nafasku, menyesakkanku.
Terkadang, bila aku sudah merasa terlalu lelah melihat ke belakang, namun rinduku masih belum juga terpuaskan, aku berdiri membelakangi cahaya dan melihatmu jelas di hadapan, cahaya tak kuhiraukan.
Pernah aku terpikir suatu saat kau pergi untuk kedua kali, dan aku hanya akan sendiri tanpa bayanganku lagi, mungkin saat itu aku akan benar-benar merasa sepi, benar-benar sendiri.
Lama sejak kau pergi dan mulai menjelma menjadi bayanganku,
bisakah kau butakan saja mataku hingga aku tak perlu lagi melihatmu?!
Kau bisa butakan mataku?!
hingga aku tak perlu sadari bahwa kau, bayanganku, masih juga tetap mengikutiku.
Atau bisakah kau ambil semua cahaya di sekitarku?!
hingga aku tak sadari bahwa gelap adalah juga bayangan keseluruhanku.
Kekasih, bisakah aku saja yang menjadi bayanganmu?!
Aku ingin menjeratmu, menguntitmu, mengikutimu kemanapun pergimu, dan saat itu kau mungkin akan tau akan rasaku yang sejak kau pergi dulu selalu diikuti bayanganku, kau.